Minggu, 19 Mei 2019

Pustakawan dimata pemustaka


PUSTAKAWAN DIMATA PEMUSTAKA

Oleh : Jamiat,S.Sos


Perpustakaan adalah tempat dimana terjadi transaksi antara Pustakawan atau Petugas Perpustakaan dengan Pemustaka. Perpustakaan memberikan layanan jasa kepada pemustaka. Petugas perpustakaan bukan hanya bersikap manis, sopan dan ceria, tetapi cepat tanggap dan mempunyai wawasan yang luas serta mengetahui tentang informasi yang diinginkan oleh pemustaka. Pustakawan dapat memberikan alternatif lain jika bahan perpustakaan yang dicari tidak ditemukan atau tidak ada di perpustakaan. Pemustaka = pembeli, kalau pembeli raja berarti pemustaka juga raja. Raja akan kecewa jika keinginannya tidak terpenuhi, jadi harus dilayani dengan baik. Dalam UU No 43 tahun 2007 Tentang Perpustakaan pasal 32 telah diatur bahwa;Tenaga perpustakaan berkewajiban:

a.  memberikan layanan prima terhadap pemustaka;

b.  menciptakan suasana perpustakaan yang kondusif; dan

c. memberikan keteladanan dan menjaga nama baik lembaga dan kedudukannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.

Siapa itu tenaga perpustakaan ? yaitu orang yang bekerja di perpustakaan baik fungsional maupun struktural. Khusus fungsional pustakawan, merekalah yang memberikan layanan kepada pemustaka, walaupun ada di bidang lain seperti; pengolahan bahan perpustakaan, pelestarian serta pusdiklat yang tidak langsung berhubungan dengan pemustaka. Kepiawaian pustakawan dalam memberikan informasi yang benar akan memberikan kepuasan kepada pemustaka. Pemustaka akan merasa tertolong dengan menemukan informasi yang diinginkan atau informasi yang sesuai walaupun dengan judul yang berbeda. Misalnya : buku “ Beternak Lele “ tidak ditemukan, tetapi pustakawan mencarikan judul yang berbeda dengan tajuk yang sama yaitu “ Budidaya Ikan Lele “. Inilah pengetahuan yang harus dimiliki seorang pustakawan. Menurut White & Beckley (1973:6) menyatakan bahwa kepribadian atau personality dapat  diungkapkan  melalui  akronim  P-E-R-S-O-N-A-L-I-T-Y,  dengan  salah  satu akronimnya  “E” yang diartikan  Eagerness to help others, with aliking for people and willingness  to  serve   them, yang berarti mulailah untuk dapat melayani dengan sepenuh hati dan mencintai pekerjaan yang kita lakukan. Sebaliknya begitu juga kepada pemustaka yang diharapkan dapat menjaga etika dan berperan aktif dalam menjaga kedisplinan dan peraturan yang berlaku di perpustakaan.

Di UPT Perpustakaan Proklamator Bung Hatta, layanan kepada pemustaka dibantu oleh tenaga kontrak yang disebut Pramubakti. Tenaga pramubakti ini diperlukan karena tenaga pustakawan di bidang layanan hanya 5 orang, sementara pemustaka yang datang cukup banyak. Sistem layanan terbuka untuk koleksi umum dan tertutup untuk koleksi Bung Hatta dan reference yang dilakukan UPT Perpustakaan Proklamator Bung Hatta membantu pemusta yang jumlahnya sedikit.

Menurut UU No. 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan, “Pustakawan wajib memberikan layanan sebaik-baiknya kepada Pemustaka”. Pustakawan harus mampu memberikan kenyamanan kepada pemustaka, mampu memberikan solusi kepada pemustaka. Pemustaka yang berkunjung ke perpustakaan karena adanya suatu kebutuhan yang ingin dipenuhi. Ada tiga kebutuhan yang sering ditemui pada Pemustaka perpustakaan menurut Fisher (1988) antara lain :

· Need for information , merupakan suatu kebutuhan akan informasi yang bersifat umum

·  Needs for material and facilities, merupakan kebutuhan untuk mendapatkan buku-buku atau bahan pustaka lain, serta kebutuhan akan fasilitas perpustakaan yang menunjang kegiatan belajar

·  Needs for guidance and support, merupakan kebutuhan untuk mendapatkan bimbingan atau petunjuk yang memudahkan pengguna mendapatkan apa yang diinginkan.

Kemudian pustakawan dapat melakukan stok opname untuk mengadakan bahan perpustakaan yang sesuai dengan keinginan pemustaka. Bahan perpustakaan yang tidak diminati dapat dihibahkan kepada perpustakaan lain melalui penyiangan bahan perpustakaan.



A.     PUSTAKAWAN

Pada awal tahun 2018 Kepala Perpustakaan Nasional RI mencanangkan Pustakawan Bergerak. Pustakawan bergerak adalah upaya mendorong pengetahuan (knowledge mobilization) sehingga setiap individu tanpa terkecuali mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan pengetahuan dan kemampuan mengembangkan kompetensi diri agar kesejahteraan hidupnya meningkat,Pustakawan bergerak mempunyai makna luas, tidak hanya membuat kajian-kajian atau karya ilmiah, tetapi mampu memberikan alternatif yang sesuai dengan keinginan pemustaka.  Pustakawan bergerak mampu membuat terobosan baru untuk mencapai minat baca nasional. Melalui gerakan gemar membaca pustakawan dapat memberikan penyuluhan kepada pemustaka di desa-desa terpencil melalui pusteling / puskel atau perahu atau kereta api, sekolah bahkan rumah sakit dengan memberikan bahan bacaan yang sesuai dengan kebutuhan mereka, memberikan penyuluhan kepada sekolah-sekolah dari TK hingga SMA bahkan Perguruan Tinggi. 

Foto : berceritera kepada anak-anak TK

Mengadakan pameran-pameran bertajuk “Membangun Literasi” akan memberikan kesempatan kepada pemustaka untuk mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan melalui bahan-bahan bacaan yang di pamerkan. seperti gamabar dibawah ini :

Foto : Pameran 


Pustakawan Bergerak merupakan visi dan misi dari institusi perpustakaan yang bergerak di bidang jasa layanan. Melalui pustakawan bergerak, pustakawan berbagi ilmu pengetahuan atau Knowledge Mobilization. Disamping itu perpustakaan akan tahu sejauh mana informasi dibutuhkan oleh pemustaka. Mengapa minat baca rendah atau tinggi, apa alasannya dan bagaimana solusi yang harus dilakukan. Menurut Frederick Herzberg ada beberapa faktor motivator yang menjadi motivasi dari seorang pustakawan yaitu :

1. Karakteristik pekerjaan itu sendiri yang meliputi :

-          pustakawan sebagai agen informasi

-          pustakawan sebagai ilmuwan

-          pustakawan sebagai pendidik

2. Prestasi kerja, meliputi :

-          Berhasil memenuhi target angka kredit yang ditentukan

-          Kenaikan pangkat tepat 2 (dua) tahun sekali.

-          Rasa bangga sebagai pustakawan

3. Tantangan kerja

-          minat baca yang tinggi

-          minat menulis yang tinggi

-          meningkatkan minat baca masyarakat

-          memperbaiki citra pustakawan

4. Peningkatan tanggung jawab dan pengembangan diri meliputi :

- kesempatan menduduki jabatan struktural bidang perpustakaan, dokumentasi,    dan  informasi

- kesempatan untuk melakukan penelitian dan pengembangan bidang                      perpustakaan, dokumentasi, dan informasi

Pustakawan yang mempunyai motivasi akan menyentuh rasa kecintaan terhadap pekerjaan  itu sendiri. Faktor ini menyentuh rasa puas terhadap keberhasilan, kecintaan kepada profesi, pengakuan, memperoleh pengalaman bekerja yang memberi tantangan dan tanggung jawab. Faktor motivator meliputi pekerjaan itu sendiri, prestasi kerja, pengakuan, tantangan kerja, peningkatan tanggung jawab, pertumbuhan dan pengembangan.



B.     PEMUSTAKA

Pemustaka adalah orang yang mencari informasi bahan perpustakaan ke perpustakaan atau Web Site atau melalui surat kabar /majalah. Pemustaka berada dimana saja, siapa saja selama informasi dibutuhkan oleh mereka. Perkembangan ilmu pengetahuan membuat mereka selalu membutuhkan informasi terbaru. Menurut Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, istilah pengguna atau pemakai perpustakaan diubah menjadi pemustaka, dimana pengertian pemustaka menurut Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 pasal 1 ayat 9 adalah pengguna perpustakaan, yaitu perseorangan, kelompok orang, masyarakat, atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan, sedangkan menurut Wiji Suwarno (2009:80), pemustaka adalah pengguna fasilitas yang disediakan perpustakaan baik bahan pustaka maupun fasilitas lainnya. 

Pemustaka bermacam-macam seperti :

1.  dari jenjang pendidikan : TK, SD, SMP, SMA,Mahasiswa

2. Profesi : Dokter, Profesor, Insinyur, Pengacara, Guru, Peneliti, Petani,                    Pedagang dll.

3.  Usia : 5 sampai 60 tahun keatas.

Beragam pemustaka tentu beragam pula informasi yang dibutuhkan.Kebutuhan petani akan berbeda dengan pedagang atau mahasiswa, kebutuhan anak SMP/SMA berbeda dengan anak TK/SD. Seorang pedagang tidak mungkin membaca jika diberikan buku-buku politik atau buku penelitian, begitu pula anak SMA tidak mungkin membaca buku anak Mahasiswa. Keberagaman ini memberikan pengertian bahwa kebutuhan pemustaka tidak sama satu dengan lainnya.  

Pemustaka adalah individu yang abstrak artinya pustakawan harus mencari tahu siapa yang dihadapi, informasi apa yang dibutuhkan. Pemustaka tidak akan tahu informasi sudah berkembang atau belum jika pustakawan tidak melakukan pendekatan baik melalui individu/person (face to face) maupun organisasi. Seorang pemustaka yang pendiam akan berbeda pendekatannya dengan pemustaka yang arogan. Biasanya pemustaka yang pendiam akan mencari sendiri informasi yang dibutuhkan, sementara yang arogan akan marah jika informasi yang dibutuhkan tidak ditemui, mungkin akan mengeluarkan kata-kata yang tidak enak didengar.  Menurut Septiyantono (2003) ada berbagai sifat dan karakter Pemustaka yang perlu dipahami agar pustakawan dapat menghadapinya dengan baik. 

Berikut ini beberapa karakter dan cara menghadapi Pemustaka:

1. Pendiam dapat dihadapi dengan penyambutan secara ramah untuk menarik          perhatiannya,

2. Tidak sabar, dapat mengemukakan bantuan kita secara maksimal dan secepat       mungkin,

3. Banyak bicara dengan menawarkan bantuan dan mengalihkan perhatian pada      hal-hal yang   ditawarkan dengan penjelasannya,

4. Banyak permintaan, dengarkan dan segera penuhi permintaannya serta minta      maaf dan memberi alternative lain apabila permintaan tidak tersedia,

5. Peragu, dengan memberi kepercayaan, tenang, dan tidak memberikan banyak      pilihan namun mengikuti seleranya,

6. Senang membantah harus dihadapi dengan tenang, dan jangan pernah                  terpancing untuk berdebat.

7.  Lugu dihadapi dengan menerima apa adanya, menanyakan keperluannya dan       melayani berdasarkan permintaan,

8. Siap mental, dihadapi dengan membiarkannya memilih yang dikehendaki,            tanpa banyak bertanya, memuji pemakai dan ucapkan terima kasih atas                kunjungannya,

9. Yang curiga dihadapi dengan memberikan jaminan yang baik dan jangan              tunjukkan sikap seolah-olah petugas lebih unggul,

10. Yang sombong dihadapi dengan tenang, sabar menghadapi sikapnya dan                tidak terlalu serius, serta berikan kesan bahwa pengguna tersebut perlu                  dihormati.

C.      KESIMPULAN
Pustakawan adalah orang yang melayani pemustaka. Pemustaka yang berkunjung ke perpustakaan pasti akan menemui pustakawan atau orang yang bekerja di perpustakaan. Mereka akan bertanya mengenai katalog online atau informasi dari bahan perpustakaan yang dibutuhkan. Pemustaka adalah seorang yang abstrak, kalau tidak didekati, diteliti dan dicermati maka pustakawan tidak akan tahu apa maunya dia, siapa dia. Pustakawan yang bersikap apatis, tidak mau tahu dan tidak mencari informasi, tidak akan mengetahui keinginan pemustaka. Pustakawan harus sigap dengan pertanyaan dan sikap mereka, beri mereka rasa nyaman dan harapan. Membuat pemustaka senang berarti keberhasilan misi dan visi perpustakaan. Di mata Pemustaka pustakawan merupakan orang yang dapat membantu permasalahan mereka.

D. DAFTAR PUSTAKA
1.  Undang - Undang No. 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan

2. https://donyprisma.wordpress.com/2012/07/24/karakteristik-pemakai-                    perpustakaan/ 24 Jul 2012