Selasa, 24 September 2019


PERPUSTAKAAN KELILING MENJEMPUT BOLA MENGEJAR IMPIAN
“ MEWUJUDKAN PERPUSTAKAAN BERBASIS INKLUSI SOSIAL DALAM RANGKA IKUT SERTA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT “





Oleh : Jamiat, S.Sos
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
2019




KATA PENGANTAR

Karya Ilmiah dengan judul “Perpustakaan Keliling menjemput bola mengejar impian” merupakan pemikiran penulis ketika melihat artikel-artikel perjuangan masyarakat dengan mengayuh sepeda dimana dibelakang dan disamping kiri-kanan sepeda dipenuhi buku-buku yang akan disebarkan ke masyarakat untuk dibaca. Ada pula yang menggunakan sepeda motor ke pelosok desa. Penulis mencoba menuangkan perjuangan mereka ke dalam tulisan ini, Tantangan dan rintangan dihadapi hanya untuk memenuhi minat baca masyarakat kelas menengah kebawah yang jarang tersentuh oleh bahan bacaan. Inilah kenapa Perpustakaan Nasional RI Pada Tahun 2019 mencanangkan “Pustakawan Berkarya” dimana sebelumnya mencanangkan “Pustakawan Bergerak”artinya setiap pustakawan diharapkan menuangkan ide pemikiran ke dalam bentuk yang lebih nyata atau lebih konkrit.

Mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat bagi para pustakawan dalam mewujudkan minat baca secara nasional. Mohon maaf jika ulisan ini tidak berkenan atau terdapat kata-kata yang salah. Penulis hanya manusia biasa yang tidak luput dari salah dan khilaf.
Akhir kata  Mari para Pustakawan berkaryalah sesuai pencanangan Kepala Perpustakaan Nasional RI. Tercapainya minat baca secara nasional karena usaha pustakawan yang tidak kenal lelah.

Jakarta, 20 September 2019
Penulis,


Jamiat, S.Sos



ABSTRAK

Perpustakaan Nasional RI Pada Tahun 2019 mencanangkan “Pustakawan Berkarya” dimana sebelumnya mencanangkan “Pustakawan Bergerak”artinya setiap pustakawan diharapkan menuangkan ide pemikiran ke dalam bentuk yang lebih nyata atau lebih konkrit. Perpustakaan dengan kemampuan mengolah dan menyajikan informasi serta segala fasilitas yang dimiliki terus mengembangkan diri dalam melayani pemakai informasi. Begitu juga dengan masyarakat sebagai klien perpustakaan akan terus memahami menghayati dan memaknai pentingnya informasi dalam keseharian,dengan kata lain masyarakat akan terus memanfaatkan perpustakaan sebagai rantai penghubung sejarah bagi masa lalu, pijakan bagi kehidupan di masa sekarang dan merupakan pembimbing untuk melangkah ke masa depan. Perpustakaan Digital yang terus dikembangkan oleh perpustakaan sangat membantu masyarakat di pelosok tanah air untuk mendapatkan informasi yang dimiliki perpustakaan. Selain mbah google yang menyediakan sarana lengkap melalui situs webnya. Tetapi di pelosok desa belum tentu internet dapat dijangkau. Perpustakaan juga harus punya kendaraan untuk dijadikan PUKELLING ( Perpustakaan Keliling). Pustakawan harus membuat tabel pemustaka dan kebutuhan bahan bacaan untuk mengetahui minat baca masyarakat. Bahan-bahan perpustakaan yang tepat guna, tepat sasaran akan menjadikan masyarakat gemar membaca.

Kata kunci: Perpustakaan, PUSKELLING dan Inklusi sosial budaya.


PENDAHULUAN


A. Latar Belakang.

Perpustakaan Nasional RI Pada Tahun 2019 mencanangkan “Pustakawan Berkarya” dimana sebelumnya mencanangkan “Pustakawan Bergerak”artinya setiap pustakawan diharapkan menuangkan ide pemikiran ke dalam bentuk yang lebih nyata atau lebih konkrit. Perpedoman kepada UU no. 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan, dimana pustakawan ikut berperan dalam pencapaian minat baca nasional. Pustakawan tidak hanya bergerak tetapi berkarya, mampu menciptakan inovasi baru bagaimana agar minat baca dapat terjangkau hingga kepada lapisan masyarakat paling bawah. Inklusi sosial budaya (pendekatan melalui kehidupan sosial dan budaya masyarakat) tidak hanya berada diruang atau gedung yang megah menunggu masyarakat datang berkunjung dan mencari bahan bacaan, tetapi pustakawan turun kebawah menjemput bola, untuk mengetahui bahan bacaan apa yang mereka perlukan. Saat ini Indonesia berada pada urutan no. 2 di dunia dengan jumlah perpustakaan sebanyak 164.610 perpustakaan berdasarkan data dari OCLC (Online Computer Library Center) lembaga jejaring perpustakaan yang berbasis di Amerika Serikat. (Presentasi Kepala Deputi II Ibu Dra.Woro Salikin pada Evaluasi Program Kegiatan di Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, 12 Agustus 2019). Di Seluruh perpustakaan Propinsi juga tersedia mobil/motor perpustakaan keliling. Secara teori mobil/motor PUSKELLING akan mampu meyediakan sarana informasi kepada masyarakat yang tidak dapat berkunjung ke perpustakaan. Tetapi mobil/motor Keliling atau PUSKELLING yang dimiliki perpustakaan akan mati jika tidak dimanfaatkan sesuai fungsinya atau bahan bacaan yang tersedia tidak sesuai dan tidak dapat dinikmati oleh pemustaka didaerah terpencil atau pelosok desa. Apa bedanya perpustakaan dengan gudang buku kalau bahan perpustakaan hanya diolah dan disimpan. Apa manfaatnya Mobil/motor PUSKELLING kalau hanya diam  di kantor. Apakah tidak ada anggaran untuk operasional PUSKELLING.

Perpustakaan dengan kemampuan mengolah dan menyajikan informasi serta segala fasilitas yang dimiliki terus mengembangkan diri dalam melayani pemakai informasi, begitu juga dengan masyarakat sebagai klien perpustakaan akan terus memahami menghayati dan memaknai pentingnya informasi dalam keseharian,dengan kata lain masyarakat akan terus memanfaatkan perpustakaan sebagai rantai penghubung sejarah bagi masa lalu pijakan bagi kehidupan di masa sekarang dan merupakan pembimbing untuk melangkah ke masa depan. Menurut Sulistio Basuki dalam Pengantar Ilmu Perpustakaan, 1991 “ Pemasyarakatan sosialisasi perpustakaan adalah upaya untuk mensosialisasikan, mempromosikan dan mempublikasikan informasi yang ada dalam perpustakaan ”.
Perpustakaan Digital yang terus dikembangkan oleh perpustakaan sangat membantu masyarakat di pelosok tanah air untuk mendapatkan informasi yang dimiliki perpustakaan. Selain mbah google yang menyediakan sarana lengkap melalui situs webnya. Tetapi di pelosok desa belum tentu internet dapat dijangkau.

B. Tujuan
Melalui perpustakaan Keliling diharapkan bahan perpustakaan sampai ke pelosok desa. Kemudian memberikan kepastian bahan perpustakaan macam apa yang mereka butuhkan untuk membantu mensejahterakan tarap kehidupan mereka.

C. Ketepatan Pemakaian Bahan Perpustakaan

Banyaknya perpustakaan tentu membantu pencapaian minat baca secara nasional. Bahan-bahan perpustakaan yang disediakan tentu beragam judul dan jenisnya. Apakah bahan-bahan perpustakaan yang disediakan sudah memenuhi kebutuhan masyarakat. Berapa jarak antara perpustakaan dengan tempat tinggal. Ketepatan pemakaian bahan perpustakaan kepada pemustaka merupakan keberhasilan pustakawan dalam pecapaian minat baca secara nasional. Bahan-bahan perpustakaan harus sesuai dengan kehidupan masyarakat disekitarnya. Perpustakaan juga harus punya kendaraan untuk dijadikan PUKELLING ( Perpustakaan Keliling). Memang tidak mudah untuk mengetahui minat baca pemustaka, karena bahan perpustakaan yang dibawa pada perpustakaan keliling terkadang tidak tepat pada sasaran. Pustakawan yang memberikan buku bacaan kepada masyarakat terlebih dahulu sebaiknya membuat tabel pemustaka dan kebutuhan bahan bacaan, seperti pada tabel 1. Tabel Kebutuhan Bahan Perpustakaan akan membantu pustakawan ketika hendak melakukan perjalanan dengan PUSKELL ke desa-desa.

Tabel 1. Kebutuhan Bahan Perpustakaan Pemustaka
NO
NAMA PEMUSTAKA
STATUS
JUDUL BUKU
PENGARANG
PENERBIT
TAHUN
1
Andrian
Pelajar SMA
Habis Gelap Terbitlah Terang
Armijn Pane
Balai Poetaka
1922
2
Melissa
Mahasiswi
Door Duisternis tot Licht “ Dari Kegelapan Menuju Cahaya".
J.H. Abendanon

-


1911
3
Jaka
Petani
Budidaya Kentang
Setiadi
Penebar Swadaya
2009

Dari tabel ini dapat dibuat grafik 1: peningkatan minat baca pemustaka per triwulan, 6 bulan atau satu tahun. Dalam kurun waktu tersebut dapat dilihat adakah peningkatan minat baca. Kalau ada peningkatan berarti bagus, kalau tidak ada dicari kekurangannya, mungkin bukunya tidak menarik, atau tidak bervariasi sehingga tidak ada pilihan.

Ada beberapa kriteria / pandangan dalam pemilihan bahan perpustakaan yaitu:
1. Pandangan Tradisional
     Prinsip ini mengutamakan nilai intrinsik untuk bahan pustaka yang akan dikoleksi perpustakaan. Titik tolak yang mendasari prinsip ini ialah pemahaman bahwa perpustakaan merupakan tempat untuk melestarikan warisan budaya dan sarana untuk mencerdaskan masyarakat. Apabila dinilai tidak bermutu, bahan pustaka tidak akan dipilih untuk diadakan.
2.  Pandangan Liberal
Prioritas pemilihan didasarkan atas popularitas artinya, kualitas tetap diperhatikan, tetapi dengan lebih mengutamakan pemilihan karena disukai dan banyak dibaca atau mengikuti selera masyarakat pemakai.
3.  Pandangan Pluralistik
Prinsip yang dianut pandangan ini berusaha mencari keselarasan dan keseimbangan diantara kedua pandangan tersebut, baik tradisional maupun liberal.
Gambar 1 dibawah menunjukan bagaimana bahan-bahan perpustakaan mencapai tingkat lapisan masyarakat. Anak-anak dan orang tua dapat menikmati bahan perpustakaan melalui perpustakaan keliling tanpa harus datang ke Perpustakaan. Perpustakaan yang jauh membuat masyarakat enggan datang ke perpustakaan. Belum lagi bahan perpustakaan yang dibutuhkan belum tentu tersedia di perpustakaan.


Gambar 1: anak-anak SD dan orang tua sedang menikmati buku-buku dari
PUSKELLING

Bahan-bahan perpustakaan yang tepat guna, tepat sasaran akan menjadikan masyarakat gemar membaca. Minat baca bukan rendah, tetapi tidak tepat sasaran yang membuat bahan perpustakaan tidak bermanfaat, misalnya buku kesehatan diberikan kepada tukang peternak ikan, cara bertanam jeruk bali diberikan kepada masyarakat yang bukan petani tentunya tidak akan dibaca. Seharusnya berikan buku cara beternak ikan kepada peternak ikan, berikan cara menanam jeruk kepada petani jeruk.




D. PROGRAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG
Setelah melihat perkembangan minat baca, maka perpustakaan dan perpustakaan keliling sedapat mungkin membuat program jangka pendek dan jangka panjang untuk pengadaan bahan perpustakaan yang disesuaikan dengan keinginan masyarakat. Program ini akan membantu perpustakaan dalam pengadaan bahan perpustakaan, dan mengevaluasi bahan-bahan perpustakaan yang tidak diminati. Menurut pendapat Sumantri, (2002: 29) Pengadaan bahan perpustakan  atau koleksi adalah proses menghimpun dan menyeleksi bahan perpustakaan yang akan dijadikan koleksi, hendaknya koleksi harus relevan dengan minat dan kebutuhan peminjam serta lengkap dan aktual. Bahan perpustakaan yang tidak diminati dapat dipending dalam pembelian dan jika bahan perpustakaan tersebut sudah dimiliki perpustakaan dapat ditukar kepada perpustakaan lain yang membutuhkan. . Kalau bisa perpustakaan mempunyai daftar bahan perpustakaan atau Katalog buku baru dari penerbit. Kemudian diseleksi buku – buku apa yang akan dibeli. Seperti pada tabel 2. Daftar Pengadaan Bahan Perpustakaan.
No
Pengarang
Judul
Edisi
Jilid
Tempat terbit, Penerbit, Tahun Terbit
Jumlah Exp
Harga Satuan
Total Harga
1









Total Harga Koleksi dipesan

Tabel 2. Daftar Pembelian bahan Perpustakaan
Pengadaan Bahan Perpustakaan bukan hanya dari pembelian saja, tetapi ada beberapa cara pengadaan Bahan  Perpustakaan:
1. Pembelian
2. Hadiah atau sumbangan
3. Tukar menukar
4. Keanggotaan suatu organisasi
5. Pengadaan sendiri seperti photocopy

a. Program Jangka Pendek
Perpustakaan Keliling dapat membuat program jangka pendek dalam kurun waktu 3 bulan, misalnya :
1. Melakukan pendataan minat pemustaka akan bahan bacaan sesuai tingkatan usia atau pendidikan.
2. Melakukan pendataan keterpakaian bahan perpustakaan.
3. Melakukan evaluasi terahadap bahan perpustakaan.
b. Program Jangka Panjang
Program jangka panjang yang dilakukan pada inklusi sosial budaya yaitu:
1. Melakukan pengadaan bahan perpustakaan sesuai kebutuhan pemustaka.
2. Melakukan seleksi bahan pustaka atau penyiangan.
3. Persiapan penyuluhan atau pendongeng setiap bahan perpustakaan.
4. Melaporkan keberhasilan minat baca kepada pimpinan


E. INKLUSI SOSIAL MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Pendekatan perpustakaan kepada sosial budaya masyarakat dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat ada benarnya, karena membaca buku teknis tanpa mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari hanya pengetahuan saja yang didapat dan suatu saat akan hilang dalam ingatan. Pembaca buku tentu harus membaca buku yang sesuai dengan kegiatan yang dilakukan dan menyesuaikan kegiatannya dengan apa yang dibaca dari buku tersebut, barulah kesejahteraan dapat ditingkatkan. Misalnya Peternak Lele, beliau membaca tentang cara beternak Lele yang baik, tetapi hanya sekedar membaca tidak dipraktekkan. Peternak lele tersebut tidak dapat mengembangkan usahanya.
Pendekatan perpustakaan melalui sosial budaya selain menyediakan buku-buku yang sesuai mungkin dapat ditambahkan :
1. Bercerita diarea terbuka bagi pemustaka anak-anak
2. Praktik lapangan untuk para petani dan teknisi.
Kegiatan yang ditambahkan pemustaka ini, mungkin harus ada yang namanya penyuluh pertanian (perkebunan) dan penyuluh teknis mesin. Kemudian ditambah dengan peralatan yang dibutuhkan seseuai keperluan. Tanpa praktek di lapangan buku tetap hanya buku yang dibaca dan ditaruh lagi dimeja. Semuanya keberhasilan didahului dengan praktek di lapangan, misalnya: Thomas Alva Edison (11-2-1847) penemu lampu pijar, beliau menemukan panas pada ayam yang mengerami telurnya, Penemu Listrik Ampere Michael Faraday (22-8-1791) dengan sebuah batu Ambar yang dapat menarik bulu, kemudian pada tahun 9 Masehi, Abbas Ibn Firnas sudah berhasil mendesain alat yang memiliki sayap, mirip seperti kostum burung Prototif pesawat yang kemudian dikembangkan oleh Wright bersaudara dari eropa. Kalau kita melihat Ruang Guru pada pada gadget atau PC, kita akan menemukan penjelasan jika menemukan kesulitan.
Penulis yakin pendekatan perpustakaan pada sosial budaya akan memberikan kesejahteraan masyarakat jika disertai dengan penyuluhan di lapangan. Adalah tugas Kebijakan Pimpinan Perpustakaan dan Pustakawan untuk mewujudkan itu semua.



F. KESIMPULAN
Ketercapaian minat baca hingga pelosok tanah air menjadi tantangan perpustakaan dan pustakawan dalam rangka menuju Indonesia Cerdas dengan minat baca melalui perpustakaan. Perpustakaan Keliling pun menjadi tumpuan perpustakaan untuk mencapai Visi dan Misi tersebut. Perpustakaan juga mendigitalisasi atau mengkonversi bahan-bahan perpustakaan yang dimilikinya agar minat baca sampai keseluruh tanah air. Walaupun belum semuanya terdigitalkan tapi sudah melakukan kegiatan mendigitalkan bahan-bahan perpustakaan kemudian diupload ke program Data Base INLIS yang dapat dimanfaatkan pemustaka. Internet dengan program mbah googlenya memberikan kemudahan pemustaka untuk mencari informasi yang dibutuhkan. Sementara untuk desa-desa yang kesulitan dengan akses internet, karena wilayahnya yang berpegunungan dan pohon-pohon rindang akan dijangkau dengan Perpustakaan Keliling baik dari instansi pemerintah maupun dari perpustakaan masyarakat itu sendiri. Kemudian pustakawan membuat data keterpakaian bahan perpustakaan per triwulan sampai setahun dan melihat perkembangan minat baca.


F. DAFTAR PUSTAKA
Sutarno, NS. (2006). Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta : CV. Sagung Seto
Ahmad Rohani. (1997). Media Instruksional Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta
Sulistio Basuki (1991) Pengantar Ilmu Perpustakaan, Jakarta: gramedia Pustaka Utama


konversi mikrofilm naskah nusantara dan SK. lama ke digital


KONVERSI MIKROFILM NASKAH NUSANTARA DAN SK.LANGKA KE DIGITAL  DALAM MENGGAPAI MINAT BACA


  

KATA PENGANTAR

Konversi mikrofilm Naskah Nusantara dan SK. Langka ke digital dalam menggapai minat baca menarik penulis untuk menuangkan ke dalam tulisan ini. Dimana pemustaka biasanya mencari informasi Naskah dan SK. Langka hanya melalui mikrofilm. Penulis berharap tulisan ini dapat membantu pemustaka unutk mengetahui bahwa Perpustakaan Nasional RI telah melaksanakan program percepatan digitalisasi, pada mikrofilm yang ada di Perpustakaan Nasional RI, terutama pada naskah nusantara yang dimiliki perpustakaan nasional. Memang belum semua bahan perpustakaan yang di digitalkan, tetapi setiap tahun program ini terus berjalan. Melalui konversi digital mudah-mudahan visi dan misi perpustakaan nasional dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dapat tercapai.
Apabila ada kata-kata yang kurang berkenan dalam penulisan ini, mohon maaf yang sebesar-besarnya. Penulis hanya manusia biasa yang tidak luput dari salah dan khilaf. Akhir kata penulis berharap tulisan dapat bermanfaat untuk kita semua. Aamin..

Jakarta, 22 September 2019
Penulis,

Jamiat, S.Sos
Pustakawan Madya



ABSTRAK

Dunia semakin berkembang cepat, kemajuan digitalisasi semakin mennggila. Zaman millenial dikatakan orang sebagai zaman digital. Semua tinggal klik-klik-klik. Perpustakaan sebagai sarana menimba ilmu bahan perpustakaan yang analog hampir tergantikan dengan digital. UU Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan, dimana pada pasal 1 baris 1 dinyatakan bahwa Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka. Di Perpustakaan Nasional RI ada Pusat Preservasi yang melakukan perawatan bahan perpustakaan melalui alih media analog dan digital, ada Bidang pengolahan yang mengolah data INLIS, ada Pusat Otomasi yang menyediakan server untuk penyimpanan data online. Teknologi digital merupakan teknologi yang tidak lagi mengggunakan tenaga manusia atau manual. Sistem digital adalah perkembangan dari sistem analog. Digitalisasi cenderung pada sistem pengoperasian yang otomatis dengan format yang dapat dibaca oleh komputer. Perubahan sistem analog ke digital telah mengubah banyak hal dan mengancam eksistensi media cetak. Sebagian besar pelanggan media cetak telah beralih ke penggunaan teknologi on line yang lebih feksibel, bisa membaca informasi terbaru kapan saja dan dimana saja. Penyajian yang lebih hidup akan menarik pemustaka.


Kata kunci : Konversi , digital dan mikrofilm








A.  Latar Belakang


Dunia semakin berkembang cepat, kemajuan digitalisasi semakin mennggila. Zaman millenial dikatakan orang sebagai zaman digital. Semua tinggal klik-klik-klik. Perpustakaan sebagai sarana menimba ilmu bahan perpustakaan yang analog hampir tergantikan dengan digital. Mbah google memberikan wawasan baru dengan dunia maya menggantikan analog-analog (Media cetak) yang selalu dibawa dalam tas. Hanya dengan membuka gadget/Hp pemustaka dapat melihat isi dunia, meliaht artikel, gambar bahkan melihat video. Begitu mudahnya digitalisasi hingga digandrungi banyak orang. Lev Monovich merupakan Professor of Visual Arts, University of California, San Diego, yang menulis buku The Language of New Media. Lev Manovich (2002) mengidentifikasi lima karakteristik digital, yakni numerik representasi; modularitas (prinsip perakitan unit yang lebih besar dari yang lebih kecil); otomatisasi; variabilitas; dan transcoding (hubungan antara komputasi dan budaya sehari-hari). Menurutnya, teori digital selalu berkaitan erat dengan media, karena media terus berkembang seiring dengan majunya teknologi dari media lama sampai media terbaru, sehingga mempermudah manusia dalam segala bidang yang berkaitan dengan Teori digital.
Keterpakaian bahan perpustakaan ke pemustaka merupakan keinginan pustakawan dan lembaga perpustakaan. Semakin banyak bahan perpustakan yang dimanfaatkan pemustaka berarti fungsi perpustakaan sebagai jasa pelayanan berhasil dengan baik. Sasaran dan target pencapaian minat baca secara nasional semakin terpenuhi. Di era millenial yang serba digital ini, perpustakaan harus merubah capaian minat baca pemustaka dari membaca analog ke arah digitalisasi, itu semua dapat terjadi jika perpustakaan mendigitalisasi semua bahan perpustakaannya. Kalau tidak capaian minat baca secara nasional hanya sebuah cerita dongeng saja artinya tidak akan terpenuhi. Apalagi sekarang penduduk Indonesia sudah mencapai 267.002.779 per 2018 menurut blogspot.com. Sementara menurut BPS 265 juta lebih dengan rincian sebagai berikut :

JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2018 (KELOMPOK UMUR)
KELOMPOK UMUR
JUMLAH
0-4
23.729.000
5-9
23.878.000
10-14
22.878.000
15-19
22.242.000
20-24
21.823.000
25-29
21.125.000
30-34
20.528.000
35-39
20.181.000
40-44
19.145.000
45-49
17.375.000
50-54
15.025.000
55-59
12.326.000
60-64
9.352.000
65-69
6.365.000
70-74
4.218.000
75 +
4.817.000
TOTAL
265.015.000

Apakah mungkin pemustaka datang ke Perpustakaan yang jauh dari tempat tinggalnya. Jawabannya mungkin tetapi berapa banyak dari jumlah penduduk tersebut walaupun Indonesia merupakan perpustakaan terbanyak no.2 di dunia sebanyak 25.728 Perpustakaan di seluruh Indonesia menurut suakaonline.com dengan minat baca urutan 60 di dunia. Apa yang salah dengan perpustakaan ?, atau buku-bukunyakah yang kurang menarik sehingga orang segan untuk membacanya. Kini Kepala Perpustakaan mencanangkan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan pendekatan kepada sosial budaya yaitu dengan Perpustakaan Keliling dan mengkonversi ke bentuk digital baik dari buku, surat kabar maupun manuskrip dan diharapkan mampu mendobrak urutan minat baca Indonesia di dunia.
Di Perpustakaan Nasional RI ada Pusat Preservasi yang melakukan perawatan bahan perpustakaan melalui alih media analog dan digital, ada Bidang pengolahan yang mengolah data INLIS, ada Pusat Otomasi yang menyediakan server untuk penyimpanan data online. Pusat Preservasi Perpustakaan Nasional RI informasi bahan perpustakaan masih banyak yang terekam dalam media analog/mikrofilm. Pemustaka tidak dapat membaca informasi dengan subjek yang sama dengan pemustaka lain di waktu bersamaan dengan media analog. Agar pemustaka dapat membuka informasi secara bersamaan dengan judul yang sama, maka mikrofilm sebaiknya dikonversi ke bentuk digital dan di upload ke website melalui INLIS Perpustakaan Nasional RI.
Pada tahun 2019 ini Pepustakaan Nasional RI memiliki mikrofilm sebanyak 9896 Roll dari alih media surat kabar langka sampai tahun 2016 ( surat kabar terkini). Konversi mikrofilm ke digital baru dilaksanakan pada tahun 2013 hingga saat ini, yaitu konversi naskah nusantara. Ini adalah tantangan Pustakawan dan Pejabat Pembuat Kebijakan Preservasi untuk lebih menggiatkan konversi mikrofilm ke digital, bukan hanya pada naskah nusantara tetapi pada surat kabar langka yang diminati pemustaka seperti Asia Raya, Keng Po, Merdeka, Rakyat Merdeka dan lain-lain. Tidak ada kata terlambat didalam mengikuti perkembangan zaman, lakukan selagi dapat dilakukan.

B. Perbedaan analog dengan digital


Mikrofilm sebagai sarana pelestarian jangka panjang termasuk sebagai bahan perpustakaan bentuk analog. Mikrofilm berbeda dengan bentuk analog lain. Mikrofilm membutuhkan alat khusus untuk membacanya yaitu Mikrofilm Reader, sehingga pemustaka harus datang ke perpustakaan jika butuh informasi dari mikrofilm. Mikrofilm juga tidak dapat berbagi kepada orang lain di waktu yang sama. Maka konversi mikrofilm ke digital sangat perlu di era saat ini. Pemustaka dapat membaca satu informasi bersama di waktu yang sama. Sementara untuk Mikrofilm disimpan sebagai bentuk pelestari jangka panjang. Inilah salah satu perbedaan analog mikrofilm dengan digital seperti dari Rustam Aji “Digitalisasi, Era Tantangan Media” Editor Online Tribun Jateng pada tabel 1 dijelaskan perbedaan antara analog dan digital.
Jika website nya rusak karena daya simpan terbatas dapat dilakukan konversi ulang dengan catatan server atau penyimpanan data harus diperbesar. Konversi ini dilakukan untuk membantu pemustaka mencari informasi melalui OPAC pada Situs website Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.
TABEL.1 Perbedaan Media Cetak dengan media Online
Unsur
Media Cetak
Media Online
Pembatasan panjang naskah
Biasanya panjang naskah telah dibatasi
Tidak ada pembatasan panjang naskah, karena halaman web bisa menampung naskah yang sepanjang apapun, Namun demi alasan kecepatan akses, keindahan desain dan alasan-alasan teknis lainnya, perlu dihindarkan penulisan naskah yang terlalu panjang.
Prosedur naskah
Naskah biasanya harus di-ACC oleh redaksi sebelum dimuat.
Sama saja. Namun ada sejumlah media yang memperbolehkan wartawan di lapangan yang telah dipercaya untuk meng-upload sendiri tulisan-tulisan mereka.
Editing
Kalau sudah naik cetak (atau sudah di-filmkan pada proses percetakan), tak bisa diedit lagi.
Walaupun sudah online, masih bisa diedit dengan leluasa. Tapi biasanya, editing hanya mencakup masalah-masalah teknis, seperti merevisi salah ketik, dan seterusnya.
Tugas desainer atau layouter
Tiap edisi, desainer atau layouter harus tetap bekerja untuk menyelesaikan desain pada edisi tersebut.
Desainer dan programmer cukup bekerja sekali saja, yakni di awal pembuatan situs web. Selanjutnya, tugas mereka hanya pada masalahmasalah maintenance atau ketika perusahaan memutuskan untuk mengubah desain dan sebagainya. Setiap kali redaksi meng-upload naskah, naskah itu akan langsung “masuk” ke desain secara otomatis
Jadwal terbit
Berkala (harian, mingguan, bulanan, dua mingguan, dan sebagainya).
Kapan saja bisa, tidak ada jadwal khusus, kecuali untuk jenis-jenis tulisan/rubrik tertentu.
Distribusi
Walau sudah selesai dicetak, media tersebut belum bisa langsung dibaca oleh khalayak ramai sebelum melalui proses distribusi.
Begitu di-upload, setiap berita dapat langsung dibaca oleh semua orang di seluruh dunia yang memiliki akses internet.

C. KENAPA MIKROFILM DIKONVERSI
Konversi mikrofilm ke digital adalah pemindahan dari bentuk analog ke digital yang kemudian diupload ke Website Perpustakaan Nasional RI melalui database INLIS, dimana data-data bibliografi bahan perpustakaan sudah di digital masuk pada data INLIS. Data yang diupload harus melalui proses editing terlebih dahulu dan dibentuk e book dengan format PDF baru diupload ke INLIS. Seperti: gambar 1 Konversi mikrofilm ke digital. Konversi perlu dilakukan karena:
1. Pertimbangan perawatan terhadap mikrofilm.
2. Kemajuan teknologi mengharuskan informasi dalam bentuk digital.
3. Membantu minat baca masyarakat terhadap bahan perpustakaan langka.
4. Menjadikan mikrofilm hanya sebagai penyimpanan informasi jangka panjang.

Gambar 1. Konversi Mikrofilm Naskah ke digital

Konversi mikrofilm ke digital selain menambah koleksi mempermudah pemustaka didalam mencari informasi pada bahan perpustakaan langka. Mikrofilmpun semakin terpelihara karena tidak keluar masuk ruang penyimpanan. Di Perpustakaan Nasional Negatif Master hanya satu (1) sementara di Eropa terdapat 2 Master Negatif, Master Negatip 1 disimpan di Cold Storage bawah tanah dan dibungkus dengan alumunium foil. Master Negatip ke 2 untuk pembuatan duplikat. Semakin banyak mikrofilm yang terdigitalkan semakin banyak pula informasi yang sampai ke pemustaka, berarti semakin mudah pencapaian minat baca secara nasional.

D. PERLU PERCEPATAN
Perpustakaan Nasional RI yang memiliki fasilitas sarana dan prasarana memadai sejogjanya sudah mampu melakukan percepatan konversi dari mikrofilm ke digital. Maksudnya agar semua bahan perpustakaan yang ada di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia ter digitalkan. Kegiatan ini juga dapat menjadi contoh perpustakaan lain di seluruh Indonesia. Sesuai UU Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan, dimana pada pasal 1 baris 1 dinyatakan bahwa Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka.
Percepatan perlu dilakukan karena akan mendorong minat baca masyarakat melalui digital. Seperti pada gambar 2 dibawah ini. Masyarakat dapat membaca melalui Gadget atau PC dimana saja, kapan saja tanpa halangan waktu dan tempat.

Gambar 2: orang membaca melalui laptop di Taman
 
Gambar 3 : Orang mencari informasi melalui Gadget di Stasiun kereta


Melalui percepatan diharapkan dapat menyentuh pada inklusi sosial budaya dan mensejahterakan masyarakat dan bangsa Indonesia.
Mikrofilm yang sudah diupload di Perpustakaan cukup banyak, diantaranya adalah: Naskah PNRI dan Daulat Rakyat (daftar lampiran). Penulis berharap semua informasi yang tersimpan di Mikrofilm segera di konversi ke digital agar pemustaka dari lapisan masyarakat dapat melihat dan membaca informasi-informasi tersebut. Bahan Perpustakaan yang diupload merupakan bahan perpustakaan langka atau usia bahan perpustakaan diatas 50 tahun.




E. KESIMPULAN


Konversi mikrofilm ke digital merupakan kemajuan perpustakaan dalam meningkatkan minat baca secara nasional. Melalui konversi pemustaka tidak perlu lagi datang ke perpustakaan untuk mencari informasi melalui mikrofilm. Pemustaka dapat mencari informasi melalui Web Site Perpustakaan kapan saja, dimana saja dan tidak lagi menggunakan mikrofilm.
Kebijakan Pimpinan yang menyetujui konversi mikrofilm ke digital sangat membantu perawatan mikrofilm, karena mikrofilm tidak lagi keluar masuk ruang penyimpanan (cold storage). Jika semua mikrofilm sudah terdigitalkan, mikrofilm sudah tidak lagi dimanfaatkan pemustaka tetapi hanya sebagai media penyimpanan jangka panjang.
Konversi mikrofilm kedigital diharapkan dapat menambah minat baca masyarakat secara nasional dari anak-anak sampai dewasa, dari pedagang sampai pengusaha, dengan motto Indonesia Cerdas melalui minat baca di Perpustakaan Nasional RI terutama minat baca pada bahan perpustakaan langka, surat kabar langka atau naskah kuno. Kesejahteraaan masyarakat bukan tidak mungkin dicapai jika masyarakatnya gemar membaca.





F. DAFTAR PUSTAKA


Lev Monovich ‘ The Language of New Media”. (2001)
Rustam Aji “Digitalisasi, Era Tantangan Media” Editor Online Tribun Jateng
Islamic Communication Journal Voll. 01, No. 01, Mei-Oktober 2016
UU no. 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan
















 




E. LAMPIRAN


TABEL. 2 DAFTAR MIKROFILM NAKAH PNRI YANG SUDAH DI UPLOAD
No Roll
Konten
Kode
Status Inlis
BIB-ID













015/PNRI
Babad Demak Mataram
Cs. 60
Katalog Mikrofilm
0010-0818000442









Sri Sangkala Singa
Cs. 61






Sri Sadana
Cs. 62






Tutur Mulajati
Cs. 63






Tajusalatin
Cs. 64






Tajusalatin
KBG. 273






016/PNRI
Penggalan Jawa
Cs.45
Katalog Mikrofilm
0010-0818000461









Kitab Ilmu Falak
Cs.46






Ahmad Muhammad
Cs.47






Suluk Budiman
Cs.48






Primbon Warna-warni
Cs.49






Dewa Buda
Cs. 65






024/PNRI
Serat Centhini Kadipaten
KBG. 121a
Katalog Mikrofilm
0010-0818001355





Serat Centhini Kadipaten
KBG. 121b



Serat Centhini Kadipaten
BG. 592a



Serat Centhini Kadipaten
BG. 592b



Serat Centhini Kadipaten
BG. 592c











Daftar Mikrofilm Surat Kabar yang sudah diupload
No.
Dokumen
Halaman
Pengunggah dan tanggal unggah
1
Daulat_Rajat_1931_09_10_001.zip
12
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
2
Daulat_Rajat_1931_09_30_001.zip
16
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
3
Daulat_Rajat_1931_10_20_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
4
Daulat_Rajat_1931_10_30_001.zip
18
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
5
Daulat_Rajat_1931_11_10_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
6
Daulat_Rajat_1931_11_20_001.zip
10
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
7
Daulat_Rajat_1931_11_30_001.zip
10
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
8
Daulat_Rajat_1931_12_10_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
9
Daulat_Rajat_1931_12_20_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
10
Daulat_Rajat_1931_12_30_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
11
Daulat_Rajat_1932_01_10_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
12
Daulat_Rajat_1932_01_20_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
13
Daulat_Rajat_1932_01_30_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
14
Daulat_Rajat_1932_02_10_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
15
Daulat_Rajat_1932_02_20_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
16
Daulat_Rajat_1932_02_29_001.zip
10
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
17
Daulat_Rajat_1932_03_10_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
18
Daulat_Rajat_1932_03_20_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
19
Daulat_Rajat_1932_03_30_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
20
Daulat_Rajat_1932_04_10_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
21
Daulat_Rajat_1932_04_20_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
22
Daulat_Rajat_1932_04_30_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
23
Daulat_Rajat_1932_05_10_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
24
Daulat_Rajat_1932_05_20_001.zip
12
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
25
Daulat_Rajat_1932_05_30_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
26
Daulat_Rajat_1932_06_10_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
27
Daulat_Rajat_1932_06_20_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
28
Daulat_Rajat_1932_06_30_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
29
Daulat_Rajat_1932_07_10_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
30
Daulat_Rajat_1932_07_20_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
31
Daulat_Rajat_1932_07_30_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
32
Daulat_Rajat_1932_08_10_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
33
Daulat_Rajat_1932_08_20_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
34
Daulat_Rajat_1932_08_30_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
35
Daulat_Rajat_1932_09_10_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
36
Daulat_Rajat_1932_09_20_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
37
Daulat_Rajat_1932_09_30_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
38
Daulat_Rajat_1932_10_10_001.zip
6
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
39
Daulat_Rajat_1932_10_20_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
40
Daulat_Rajat_1932_11_10_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
41
Daulat_Rajat_1932_11_20_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
42
Daulat_Rajat_1932_11_30_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
43
Daulat_Rajat_1932_12_10_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
44
Daulat_Rajat_1932_12_20_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
45
Daulat_Rajat_1932_12_30_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
46
Daulat_Rajat_1933_01_10_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
47
Daulat_Rajat_1933_01_20_001.zip
10
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
48
Daulat_Rajat_1933_01_30_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
49
Daulat_Rajat_1933_02_10_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
50
Daulat_Rajat_1933_02_20_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
51
Daulat_Rajat_1933_02_28_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
52
Daulat_Rajat_1933_03_10_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
53
Daulat_Rajat_1933_03_20_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
54
Daulat_Rajat_1933_03_30_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
55
Daulat_Rajat_1933_04_10_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
56
Daulat_Rajat_1933_04_20_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
57
Daulat_Rajat_1933_05_01_001.zip
10
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
58
Daulat_Rajat_1933_05_10_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
59
Daulat_Rajat_1933_05_20_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
60
Daulat_Rajat_1933_05_30_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
61
Daulat_Rajat_1933_06_10_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
62
Daulat_Rajat_1933_06_20_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
63
Daulat_Rajat_1933_06_30_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
64
Daulat_Rajat_1933_07_10_001.zip
10
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
65
Daulat_Rajat_1933_07_20_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
66
Daulat_Rajat_1933_07_30_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
67
Daulat_Rajat_1933_08_10_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
68
Daulat_Rajat_1933_08_20_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
69
Daulat_Rajat_1933_08_30_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
70
Daulat_Rajat_1933_09_10_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
71
Daulat_Rajat_1933_09_20_001.zip
88
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
72
Daulat_Rajat_1933_09_30_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
73
Daulat_Rajat_1933_10_10_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
74
Daulat_Rajat_1933_10_20_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
75
Daulat_Rajat_1933_10_30_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
76
Daulat_Rajat_1933_11_10_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
77
Daulat_Rajat_1933_11_20_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
78
Daulat_Rajat_1933_11_30_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
79
Daulat_Rajat_1933_12_10_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
80
Daulat_Rajat_1933_12_20_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
81
Daulat_Rajat_1933_12_30_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
82
Daulat_Rajat_1934_01_10_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
83
Daulat_Rajat_1934_01_20_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
84
Daulat_Rajat_1934_01_30_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
85
Daulat_Rajat_1934_02_10_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
86
Daulat_Rajat_1934_02_20_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
87
Daulat_Rajat_1934_02_28-03_10_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
88
Daulat_Rajat_1934_03_20_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
89
Daulat_Rajat_1934_03_30_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
90
Daulat_Rajat_1934_04_10_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
91
Daulat_Rajat_1934_04_20_001.zip
10
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
92
Daulat_Rajat_1934_05_01_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
93
Daulat_Rajat_1934_05_10_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
94
Daulat_Rajat_1934_05_20_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
95
Daulat_Rajat_1934_05_30_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
96
Daulat_Rajat_1934_06_10_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
97
Daulat_Rajat_1934_06_20_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
98
Daulat_Rajat_1934_06_30_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
99
Daulat_Rajat_1934_07_10_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
100
Daulat_Rajat_1934_07_20_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
101
Daulat_Rajat_1934_07_30_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
102
Daulat_Rajat_1934_08_10_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
103
Daulat_Rajat_1934_08_20_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
104
Daulat_Rajat_1934_08_30_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
105
Daulat_Rajat_1934_09_10_001.zip
8
Uploaded By : 196306061985031002. Tgl : 5/4/2017
JUMLAH HALAMAN
958