PERPUSTAKAAN
KELILING MENJEMPUT BOLA MENGEJAR IMPIAN
“ MEWUJUDKAN PERPUSTAKAAN BERBASIS INKLUSI
SOSIAL DALAM RANGKA IKUT SERTA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT “
Oleh : Jamiat, S.Sos
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
2019
KATA
PENGANTAR
Karya Ilmiah dengan judul “Perpustakaan Keliling
menjemput bola mengejar impian” merupakan pemikiran penulis ketika melihat
artikel-artikel perjuangan masyarakat dengan mengayuh sepeda dimana dibelakang
dan disamping kiri-kanan sepeda dipenuhi buku-buku yang akan disebarkan ke
masyarakat untuk dibaca. Ada pula yang menggunakan sepeda motor ke pelosok
desa. Penulis mencoba menuangkan perjuangan mereka ke dalam tulisan ini,
Tantangan dan rintangan dihadapi hanya untuk memenuhi minat baca masyarakat kelas
menengah kebawah yang jarang tersentuh oleh bahan bacaan. Inilah kenapa Perpustakaan
Nasional RI Pada Tahun 2019 mencanangkan “Pustakawan Berkarya” dimana
sebelumnya mencanangkan “Pustakawan Bergerak”artinya setiap pustakawan
diharapkan menuangkan ide pemikiran ke dalam bentuk yang lebih nyata atau lebih
konkrit.
Mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat
bagi para pustakawan dalam mewujudkan minat baca secara nasional. Mohon maaf
jika ulisan ini tidak berkenan atau terdapat kata-kata yang salah. Penulis hanya
manusia biasa yang tidak luput dari salah dan khilaf.
Akhir kata Mari para Pustakawan berkaryalah sesuai
pencanangan Kepala Perpustakaan Nasional RI. Tercapainya minat baca secara
nasional karena usaha pustakawan yang tidak kenal lelah.
Jakarta, 20
September 2019
Penulis,
Jamiat, S.Sos
ABSTRAK
Perpustakaan
Nasional RI Pada Tahun 2019 mencanangkan “Pustakawan Berkarya” dimana
sebelumnya mencanangkan “Pustakawan Bergerak”artinya setiap pustakawan
diharapkan menuangkan ide pemikiran ke dalam bentuk yang lebih nyata atau lebih konkrit. Perpustakaan dengan kemampuan mengolah dan menyajikan informasi serta segala fasilitas yang dimiliki terus mengembangkan diri dalam melayani pemakai informasi. Begitu juga dengan masyarakat sebagai klien perpustakaan akan terus memahami menghayati dan memaknai pentingnya informasi dalam keseharian,dengan kata lain masyarakat akan terus memanfaatkan perpustakaan sebagai rantai penghubung sejarah bagi masa lalu, pijakan bagi kehidupan di masa sekarang dan
merupakan pembimbing untuk melangkah ke masa depan. Perpustakaan Digital
yang terus dikembangkan oleh perpustakaan sangat membantu masyarakat di pelosok
tanah air untuk mendapatkan informasi yang dimiliki perpustakaan. Selain mbah
google yang menyediakan sarana lengkap melalui situs webnya. Tetapi di pelosok
desa belum tentu internet dapat dijangkau. Perpustakaan
juga harus punya kendaraan untuk dijadikan PUKELLING ( Perpustakaan Keliling).
Pustakawan harus membuat tabel pemustaka dan kebutuhan bahan bacaan untuk mengetahui
minat baca masyarakat. Bahan-bahan perpustakaan yang tepat guna, tepat sasaran
akan menjadikan masyarakat gemar membaca.
Kata kunci:
Perpustakaan, PUSKELLING dan Inklusi sosial budaya.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Perpustakaan
Nasional RI Pada Tahun 2019 mencanangkan “Pustakawan Berkarya” dimana
sebelumnya mencanangkan “Pustakawan Bergerak”artinya setiap pustakawan
diharapkan menuangkan ide pemikiran ke dalam bentuk yang lebih nyata atau lebih
konkrit. Perpedoman kepada UU no. 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan, dimana
pustakawan ikut berperan dalam pencapaian minat baca nasional. Pustakawan tidak
hanya bergerak tetapi berkarya, mampu menciptakan inovasi baru bagaimana agar
minat baca dapat terjangkau hingga kepada lapisan masyarakat paling bawah. Inklusi
sosial budaya (pendekatan melalui kehidupan sosial dan budaya masyarakat) tidak
hanya berada diruang atau gedung yang megah menunggu masyarakat datang
berkunjung dan mencari bahan bacaan, tetapi pustakawan turun kebawah menjemput
bola, untuk mengetahui bahan bacaan apa yang mereka perlukan. Saat ini
Indonesia berada pada urutan no. 2 di dunia dengan jumlah perpustakaan sebanyak
164.610 perpustakaan berdasarkan data dari OCLC (Online Computer Library
Center) lembaga jejaring perpustakaan yang berbasis di Amerika Serikat.
(Presentasi Kepala Deputi II Ibu Dra.Woro Salikin pada Evaluasi Program
Kegiatan di Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, 12 Agustus
2019). Di Seluruh perpustakaan Propinsi juga tersedia mobil/motor perpustakaan
keliling. Secara teori mobil/motor PUSKELLING akan mampu meyediakan sarana
informasi kepada masyarakat yang tidak dapat berkunjung ke perpustakaan. Tetapi
mobil/motor Keliling atau PUSKELLING yang dimiliki perpustakaan akan mati jika
tidak dimanfaatkan sesuai fungsinya atau bahan bacaan yang tersedia tidak
sesuai dan tidak dapat dinikmati oleh pemustaka didaerah terpencil atau pelosok
desa. Apa bedanya perpustakaan dengan gudang buku kalau bahan perpustakaan
hanya diolah dan disimpan. Apa manfaatnya Mobil/motor PUSKELLING kalau hanya
diam di kantor. Apakah tidak ada anggaran untuk operasional PUSKELLING.
Perpustakaan dengan kemampuan mengolah dan menyajikan informasi serta segala fasilitas yang dimiliki terus mengembangkan diri dalam melayani pemakai informasi, begitu juga dengan masyarakat sebagai klien perpustakaan akan terus memahami menghayati dan memaknai pentingnya informasi dalam keseharian,dengan kata lain masyarakat akan terus memanfaatkan perpustakaan sebagai rantai penghubung sejarah bagi masa lalu pijakan bagi kehidupan di masa sekarang dan merupakan pembimbing untuk melangkah ke masa depan. Menurut Sulistio Basuki dalam Pengantar Ilmu Perpustakaan, 1991 “ Pemasyarakatan sosialisasi perpustakaan adalah upaya untuk mensosialisasikan, mempromosikan dan mempublikasikan informasi yang ada dalam perpustakaan ”.
Perpustakaan Digital yang terus dikembangkan oleh perpustakaan sangat membantu masyarakat di pelosok tanah air untuk mendapatkan informasi yang dimiliki perpustakaan. Selain mbah google yang menyediakan sarana lengkap melalui situs webnya. Tetapi di pelosok desa belum tentu internet dapat dijangkau.
B. Tujuan
Melalui perpustakaan Keliling diharapkan bahan perpustakaan sampai ke pelosok desa. Kemudian memberikan kepastian bahan perpustakaan macam apa yang mereka butuhkan untuk membantu mensejahterakan tarap kehidupan mereka.
C. Ketepatan Pemakaian Bahan Perpustakaan
Banyaknya perpustakaan tentu membantu pencapaian minat baca secara nasional. Bahan-bahan perpustakaan yang disediakan tentu beragam judul dan jenisnya. Apakah bahan-bahan perpustakaan yang disediakan sudah memenuhi kebutuhan masyarakat. Berapa jarak antara perpustakaan dengan tempat tinggal. Ketepatan pemakaian bahan perpustakaan kepada pemustaka merupakan keberhasilan pustakawan dalam pecapaian minat baca secara nasional. Bahan-bahan perpustakaan harus sesuai dengan kehidupan masyarakat disekitarnya. Perpustakaan juga harus punya kendaraan untuk dijadikan PUKELLING ( Perpustakaan Keliling). Memang tidak mudah untuk mengetahui minat baca pemustaka, karena bahan perpustakaan yang dibawa pada perpustakaan keliling terkadang tidak tepat pada sasaran. Pustakawan yang memberikan buku bacaan kepada masyarakat terlebih dahulu sebaiknya membuat tabel pemustaka dan kebutuhan bahan bacaan, seperti pada tabel 1. Tabel Kebutuhan Bahan Perpustakaan akan membantu pustakawan ketika hendak melakukan perjalanan dengan PUSKELL ke desa-desa.
Perpustakaan dengan kemampuan mengolah dan menyajikan informasi serta segala fasilitas yang dimiliki terus mengembangkan diri dalam melayani pemakai informasi, begitu juga dengan masyarakat sebagai klien perpustakaan akan terus memahami menghayati dan memaknai pentingnya informasi dalam keseharian,dengan kata lain masyarakat akan terus memanfaatkan perpustakaan sebagai rantai penghubung sejarah bagi masa lalu pijakan bagi kehidupan di masa sekarang dan merupakan pembimbing untuk melangkah ke masa depan. Menurut Sulistio Basuki dalam Pengantar Ilmu Perpustakaan, 1991 “ Pemasyarakatan sosialisasi perpustakaan adalah upaya untuk mensosialisasikan, mempromosikan dan mempublikasikan informasi yang ada dalam perpustakaan ”.
Perpustakaan Digital yang terus dikembangkan oleh perpustakaan sangat membantu masyarakat di pelosok tanah air untuk mendapatkan informasi yang dimiliki perpustakaan. Selain mbah google yang menyediakan sarana lengkap melalui situs webnya. Tetapi di pelosok desa belum tentu internet dapat dijangkau.
B. Tujuan
Melalui perpustakaan Keliling diharapkan bahan perpustakaan sampai ke pelosok desa. Kemudian memberikan kepastian bahan perpustakaan macam apa yang mereka butuhkan untuk membantu mensejahterakan tarap kehidupan mereka.
C. Ketepatan Pemakaian Bahan Perpustakaan
Banyaknya perpustakaan tentu membantu pencapaian minat baca secara nasional. Bahan-bahan perpustakaan yang disediakan tentu beragam judul dan jenisnya. Apakah bahan-bahan perpustakaan yang disediakan sudah memenuhi kebutuhan masyarakat. Berapa jarak antara perpustakaan dengan tempat tinggal. Ketepatan pemakaian bahan perpustakaan kepada pemustaka merupakan keberhasilan pustakawan dalam pecapaian minat baca secara nasional. Bahan-bahan perpustakaan harus sesuai dengan kehidupan masyarakat disekitarnya. Perpustakaan juga harus punya kendaraan untuk dijadikan PUKELLING ( Perpustakaan Keliling). Memang tidak mudah untuk mengetahui minat baca pemustaka, karena bahan perpustakaan yang dibawa pada perpustakaan keliling terkadang tidak tepat pada sasaran. Pustakawan yang memberikan buku bacaan kepada masyarakat terlebih dahulu sebaiknya membuat tabel pemustaka dan kebutuhan bahan bacaan, seperti pada tabel 1. Tabel Kebutuhan Bahan Perpustakaan akan membantu pustakawan ketika hendak melakukan perjalanan dengan PUSKELL ke desa-desa.
Tabel
1. Kebutuhan Bahan Perpustakaan Pemustaka
NO
|
NAMA
PEMUSTAKA
|
STATUS
|
JUDUL
BUKU
|
PENGARANG
|
PENERBIT
|
TAHUN
|
1
|
Andrian
|
Pelajar SMA
|
Habis
Gelap Terbitlah Terang
|
Armijn Pane
|
Balai Poetaka
|
1922
|
2
|
Melissa
|
Mahasiswi
|
Door Duisternis tot Licht “ Dari Kegelapan Menuju Cahaya".
|
J.H. Abendanon
|
-
|
1911
|
3
|
Jaka
|
Petani
|
Budidaya Kentang
|
Setiadi
|
Penebar
Swadaya
|
2009
|
Dari tabel ini dapat dibuat grafik 1:
peningkatan minat baca pemustaka per triwulan, 6 bulan atau satu tahun. Dalam
kurun waktu tersebut dapat dilihat adakah peningkatan minat baca. Kalau ada
peningkatan berarti bagus, kalau tidak ada dicari kekurangannya, mungkin
bukunya tidak menarik, atau tidak bervariasi sehingga tidak ada pilihan.
Ada beberapa kriteria / pandangan
dalam pemilihan bahan perpustakaan yaitu:
1. Pandangan Tradisional
Prinsip ini mengutamakan nilai intrinsik untuk
bahan pustaka yang akan dikoleksi perpustakaan. Titik tolak yang mendasari
prinsip ini ialah pemahaman bahwa perpustakaan merupakan tempat untuk
melestarikan warisan budaya dan sarana untuk mencerdaskan masyarakat. Apabila
dinilai tidak bermutu, bahan pustaka tidak akan dipilih untuk diadakan.
2. Pandangan Liberal
Prioritas
pemilihan didasarkan atas popularitas artinya, kualitas tetap diperhatikan,
tetapi dengan lebih mengutamakan pemilihan karena disukai dan banyak dibaca
atau mengikuti selera masyarakat pemakai.
3. Pandangan Pluralistik
Prinsip yang
dianut pandangan ini berusaha mencari keselarasan dan keseimbangan diantara
kedua pandangan tersebut, baik tradisional maupun liberal.
Gambar 1 dibawah
menunjukan bagaimana bahan-bahan perpustakaan mencapai tingkat lapisan
masyarakat. Anak-anak dan orang tua dapat menikmati bahan perpustakaan melalui
perpustakaan keliling tanpa harus datang ke Perpustakaan. Perpustakaan yang
jauh membuat masyarakat enggan datang ke perpustakaan. Belum lagi bahan
perpustakaan yang dibutuhkan belum tentu tersedia di perpustakaan.
Gambar 1: anak-anak
SD dan orang tua sedang menikmati buku-buku dari
PUSKELLING
Bahan-bahan
perpustakaan yang tepat guna, tepat sasaran akan menjadikan masyarakat gemar
membaca. Minat baca bukan rendah, tetapi tidak tepat sasaran yang membuat bahan
perpustakaan tidak bermanfaat, misalnya buku kesehatan diberikan kepada tukang
peternak ikan, cara bertanam jeruk bali diberikan kepada masyarakat yang bukan
petani tentunya tidak akan dibaca. Seharusnya berikan buku cara beternak ikan kepada
peternak ikan, berikan cara menanam jeruk kepada petani jeruk.
D. PROGRAM JANGKA PENDEK
DAN JANGKA PANJANG
Setelah melihat perkembangan minat
baca, maka perpustakaan dan perpustakaan keliling sedapat mungkin membuat
program jangka pendek dan jangka panjang untuk pengadaan bahan perpustakaan
yang disesuaikan dengan keinginan masyarakat. Program ini akan membantu
perpustakaan dalam pengadaan bahan perpustakaan, dan mengevaluasi bahan-bahan
perpustakaan yang tidak diminati. Menurut
pendapat Sumantri, (2002: 29) Pengadaan bahan perpustakan atau
koleksi adalah proses menghimpun dan menyeleksi bahan perpustakaan yang akan dijadikan koleksi, hendaknya
koleksi harus relevan dengan minat dan kebutuhan peminjam serta lengkap dan
aktual. Bahan perpustakaan yang
tidak diminati dapat dipending dalam pembelian dan jika bahan perpustakaan
tersebut sudah dimiliki perpustakaan dapat ditukar kepada perpustakaan lain
yang membutuhkan. . Kalau bisa perpustakaan mempunyai daftar bahan perpustakaan
atau Katalog buku baru dari penerbit. Kemudian diseleksi buku – buku apa yang
akan dibeli. Seperti pada tabel 2. Daftar Pengadaan Bahan Perpustakaan.
No
|
Pengarang
|
Judul
|
Edisi
|
Jilid
|
Tempat terbit, Penerbit, Tahun Terbit
|
Jumlah Exp
|
Harga Satuan
|
Total Harga
|
1
|
||||||||
Total Harga Koleksi dipesan
|
Tabel 2. Daftar Pembelian
bahan Perpustakaan
Pengadaan Bahan Perpustakaan bukan
hanya dari pembelian saja, tetapi ada beberapa cara pengadaan Bahan Perpustakaan:
1. Pembelian
2. Hadiah atau sumbangan
3. Tukar menukar
4. Keanggotaan suatu organisasi
5. Pengadaan sendiri seperti
photocopy
a. Program Jangka Pendek
Perpustakaan Keliling dapat membuat
program jangka pendek dalam kurun waktu 3 bulan, misalnya :
1.
Melakukan pendataan minat pemustaka akan bahan bacaan sesuai tingkatan usia
atau pendidikan.
2.
Melakukan pendataan keterpakaian bahan perpustakaan.
3.
Melakukan evaluasi terahadap bahan perpustakaan.
b.
Program Jangka Panjang
Program
jangka panjang yang dilakukan pada inklusi sosial budaya yaitu:
1.
Melakukan pengadaan bahan perpustakaan sesuai kebutuhan pemustaka.
2.
Melakukan seleksi bahan pustaka atau penyiangan.
3.
Persiapan penyuluhan atau pendongeng setiap bahan perpustakaan.
4.
Melaporkan keberhasilan minat baca kepada pimpinan
E. INKLUSI SOSIAL
MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Pendekatan
perpustakaan kepada sosial budaya masyarakat dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat ada benarnya, karena membaca buku teknis tanpa mempraktekkan dalam
kehidupan sehari-hari hanya pengetahuan saja yang didapat dan suatu saat akan
hilang dalam ingatan. Pembaca buku tentu harus membaca buku yang sesuai dengan
kegiatan yang dilakukan dan menyesuaikan kegiatannya dengan apa yang dibaca
dari buku tersebut, barulah kesejahteraan dapat ditingkatkan. Misalnya Peternak
Lele, beliau membaca tentang cara beternak Lele yang baik, tetapi hanya sekedar
membaca tidak dipraktekkan. Peternak lele tersebut tidak dapat mengembangkan
usahanya.
Pendekatan
perpustakaan melalui sosial budaya selain menyediakan buku-buku yang sesuai
mungkin dapat ditambahkan :
1. Bercerita
diarea terbuka bagi pemustaka anak-anak
2. Praktik
lapangan untuk para petani dan teknisi.
Kegiatan yang
ditambahkan pemustaka ini, mungkin harus ada yang namanya penyuluh pertanian
(perkebunan) dan penyuluh teknis mesin. Kemudian ditambah dengan peralatan yang
dibutuhkan seseuai keperluan. Tanpa praktek di lapangan buku tetap hanya buku
yang dibaca dan ditaruh lagi dimeja. Semuanya keberhasilan didahului dengan
praktek di lapangan, misalnya: Thomas Alva Edison (11-2-1847) penemu lampu
pijar, beliau menemukan panas pada ayam yang mengerami telurnya, Penemu Listrik
Ampere Michael Faraday (22-8-1791) dengan sebuah batu Ambar yang dapat menarik
bulu, kemudian pada tahun 9
Masehi, Abbas Ibn Firnas sudah berhasil mendesain alat yang memiliki sayap,
mirip seperti kostum burung Prototif pesawat yang kemudian dikembangkan oleh
Wright bersaudara dari eropa. Kalau kita melihat Ruang Guru pada pada gadget
atau PC, kita akan menemukan penjelasan jika menemukan kesulitan.
Penulis yakin pendekatan perpustakaan pada sosial budaya akan
memberikan kesejahteraan masyarakat jika disertai dengan penyuluhan di
lapangan. Adalah tugas Kebijakan Pimpinan Perpustakaan dan Pustakawan untuk mewujudkan
itu semua.
F. KESIMPULAN
Ketercapaian minat
baca hingga pelosok tanah air menjadi tantangan perpustakaan dan pustakawan
dalam rangka menuju Indonesia Cerdas dengan minat baca melalui perpustakaan.
Perpustakaan Keliling pun menjadi tumpuan perpustakaan untuk mencapai Visi dan
Misi tersebut. Perpustakaan juga mendigitalisasi atau mengkonversi bahan-bahan
perpustakaan yang dimilikinya agar minat baca sampai keseluruh tanah air. Walaupun
belum semuanya terdigitalkan tapi sudah melakukan kegiatan mendigitalkan
bahan-bahan perpustakaan kemudian diupload ke program Data Base INLIS yang
dapat dimanfaatkan pemustaka. Internet dengan program mbah googlenya memberikan
kemudahan pemustaka untuk mencari informasi yang dibutuhkan. Sementara untuk
desa-desa yang kesulitan dengan akses internet, karena wilayahnya yang
berpegunungan dan pohon-pohon rindang akan dijangkau dengan Perpustakaan
Keliling baik dari instansi pemerintah maupun dari perpustakaan masyarakat itu
sendiri. Kemudian pustakawan membuat data keterpakaian bahan perpustakaan per
triwulan sampai setahun dan melihat perkembangan minat baca.
F. DAFTAR PUSTAKA
Sutarno, NS. (2006).
Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta
: CV. Sagung Seto
Ahmad Rohani. (1997). Media Instruksional Edukatif.
Jakarta: PT Rineka Cipta
Sulistio
Basuki (1991) Pengantar
Ilmu Perpustakaan, Jakarta: gramedia Pustaka Utama
LuckyClub Casino Site
BalasHapusIf you're interested in playing the latest and greatest games, the Lucky Club Casino site is the place for you. luckyclub.live Live Casino. 24/7 Support 24/7.
Graton Casino & Racetrack - MapyRO
BalasHapusThe Graton Casino & Racetrack is a 경기도 출장샵 racetrack in Graton, Oregon in US which offers 10000000 square feet of gaming, 강릉 출장안마 a 계룡 출장마사지 full 서귀포 출장샵 service spa, entertainment 속초 출장마사지